Sungguh sangat disayangkan memang apabila
perbedaan pemahaman dalam islam harus mengakibatkan ketidakharmonisan dalam
hidup bermasyarakat dan bernegara. Tentu kondisi seperti itu sangat tidak kita
harapkan. Islam sendiri mengajarkan kepada kita tentang bagaimana cara
menanggapi perbedaan baik itu antar ummat islam ataupun bahkan dengan non
islam. Dalam islam sendiri selama perbedaan itu dilandasi dengan nilai-nilai
ukhuwah basyariah (persaudaraan antar ummat manusia), ukhuwah islamiyah
(persaudaraan sesama ummat islam), hablu minannaas (hubungan baik dengan sesama
manusia), ikhtilafu ummati rahmatun (perbedaan adalah rahmat) Insya Allah tidak
akan menimbulkan kebencian dan permusuhan. Kondisi ini sangat diharapkan
ditengah-tengah kehidupan beragama dan berbangsa kita dengan kondisi yang
beragam yang mana satu kelompok tidak bisa memaksakan kehendak kelompoknya
diatas kelompok yang lain.
Konsep islam moderat ditawarkan kepada
masyarakat Indonesia yang cenderung heterogen baik dari segi agama, suku,
budaya, dan bahasa. Konsep islam sejauh yang saya pahami adalah bukan konsep
yang menyimpang karena memang ada tuntunan baik dari Al-Qur’an, Hadits maupun
dari ditinjau dari aspek sejarahnya. Konsep islam moderat mengajak bagaimana
islam dipahami secara kontekstual, memahami bahwa perbedaan dan keberagaman
adalah sunnatullah yang tida akan bisa ditolak keberadaaannya. Sehingga apabila
hal ini dapat terealisasikan Insya Allah Islam akan lahir sebagai kodratnya
yaitu sebagai agama yang Rahmatan Lil’aalamiin.
Berikut ada 5 ciri Islam Moderat
1. Menghargai Perbedaan/Toleransi

2. Cinta Damai
Salah besar ketika ada orang yang bilang bahwa
islam itu cinta kekerasan. Rasullah SAW sendiri memberikan contoh kepada
ummat-Nya agar senantias mencintai kedamaian. Hal tersebut dibuktikan beliau
dibanyak hal termasuk ketika beliau dihina, di cacimaki, diludahi, bahkan
ketika belaiu hendak dibunuh oleh para kaum yang membencinya. Apa yang beliau
lakukan? Apakah beliau langsung membalas dengan perbuatan keji lagi? Apakah
beliau langsung menghunuskan pedangnya? Setau saya dalam sejarah beliau tidak
pernah melakukan hal keji semacam itu bahkan justru beliau dengan sabarnya
meminta agar orang yang menyakitinya untuk segera disadarkan dan diberi
hidayah. Beliau berperang hanya setelah kaum yang bersangkutan mengajak dan
bersepakat untuk berperang. Hal tersebut hendaknya dilakukan pada masa sekarang
ini dimana harusnya islam memakai konsep dakwah Rasulullah SAW yakni dengan
jalan sabar dan kedamaian.
Untuk yang ke -3 sampai 5 di postingan berikutnya
0 komentar:
Posting Komentar