Ternyata ini dia Wahyu Allah

Mengenai wahyu para ahli tafsir, kalam dan ahli lughah berbeda pendapat satu sama lain. pendapat-pendapat itu apabila diringkaskan sarinya bahwa wahyu adalah yang dibisikkan kedalam sukma, di ilhamkan dan isyarat cepat yang lebih mirip kepada dirahasiakan daripada dizhahirkan.

Didalam Al-Qur’an terdapat lafadz wahyu dan lafad-lafad yang diambil daripadanya kira-kira tujuh puluh kali dan dipakai dengan beberapa arti. Dalam surat Maryam ayat 11 dipakai dengan arti isyarat, dalam surat Al-An’am ayat 121 dipakai dengan arti perundingan-perundingan yang jahat dan bersifat rahasia, dalam surat An-Nahl ayat 68 dipakai dengan arti ilham yang bersifat thabiat dan didalam surat Al-Qashash ayat 7 dipakai dengan arti ilham yang diberikan (di-ilham-kan) kepada selain dari Nabi dan selain dari Malaikat.

Apabila kita periksa sunnah Allah yang ditetapkan Allah untuk berhubungan dengan para Rasul –Nya adalah sebagai berikut:

a.  Allah swt. Memerintahkan malaikat turun membawa amar dan wahyu
b.  Allah swt. Menjadikan malaikat pesuruh-pesuruh yang menyampaikan segala suruhan dari Allah kepada manusia
c.  Allah swt. Membisikan sesatu makna kedalam hati orang yang Tuhan berkehendak berbicara dengan orang itu.
d.  Allah swt. Memperdengarkan perkataan-Nya kepada siapa yang dikehendaki dengan tidak memaknai perantara dan tidak pula menampakkan diri.
e.  Allah swt. Memerintahkan Ruh al-Qudus atau Ruh al_Amin yaitu jibril supaya memebisikannya dalam jiwa Nabi.
Cara ketiga, keempat dan kelima dapat kita ketahui dari surat Asy-Syura [42] ayat 51 dalam ayat ini diterangkan bahwa ada tiga cara Allah swt. Menyampaikan kitab-Nya kepada Rasul
a.      Menurunkan wahyu
b.      Memperdengarkan suara dari belakang hijab (tidak menampakkan yang bersurara)
c.       Mengutus malaikat (mengirim sorang pesuruh) untuk membawa wahyu

Yang dimaksudkan wahyu pada surat Asy-Syura [42] ayat 21 ialah sesuatu yang dibisikkan (dihujamkan) kedalam sukma.

Perlu ditegaskan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad dengan perantaraan Ruh al-Qudus (jibril) bukan dengan cara membisikan dan bukan dengan cara memeperdengarkan dari belakang hijab sebagaimana yang dilakukan terhadap Nabi Musa as.di Thusina. Untuk memperjelas keterangan tersebut maka perhatikan keterangan berikut

Wahyu menurut bahasa adalah isyarat yang cepat dengan tangan dan sesuatu isyarat yan gdilakukan bukan dengan tangan. Juga bermakna surat dan tulisan, sebagaimana bermakna pula segala yang kita sampaikan kepada orang lain untuk diketahuinya.
Telah dipakai dengan arti isyarat dengan tangan ataupun dengan yang ain dalam firman Allah:
“Makai Ia mewahyukan (memberi isyarat) kepada mereka supaya bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan pada waktu petang.” (Q.S Maryam [19]:11)
Diartikan dengan makna ilham dimaknakan dalam firman Allah:
“Dan telah kami wahyukan (Kami ilham-kan) kepada ibu Musa.” (Q.S Al-Qashash [28]:7)

Wahyu menurut istilah adalah sebutan bagi sesuatu yang dituangkan dengan cara cepat dari Allah kedalam dada Nabi-nabi-Nya sebagaimana dipergunakan juga untuk lafad Al-Qur’an). Penyampaian wahyu adakalanya dengan menurunkan kitab, seperti At-Taurat, menurut pendapat sebagian orang atau dengan mengutus malaikat jibril seperti wahyu Al-Qur’an atau dengan memimpikkan seperti mimpi-mimpi Nabi dipermulaan nubuwwah-Nya, atau dengan jalan meng-ilhamkan atau dengan jalan lain.

0 komentar:

Posting Komentar